Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisiku

Berikut adalah kumpulan puisi saya:

 Oleh: Bowo Hadi Kuswono


Bintang itu SATU

Ini bukan tentang Astronomi
Ini bukan tentang aktor film
Bukan pula...tentang sang juara
Ini tentang kehidupan
Ini tentang alam semesta dan seisinya

Ini...tentang Sang Pencipta
Dia yang punya segalanya
Sang penguasa jagat raya
Dia yang Maha Sempurna
Sang pencipta manusia

Alam semesta tunduk pada-Nya
Kita saja yang banyak berpaling dari-Nya
Kita yang lupa bersyukur
Kita yang penuh dengan kesombongan
Padahal tak ada daya dan upaya di hadapan-Nya
Kita yang suka merusak ciptaan-Nya
Dan...kadang tak peduli sesama makhluk-Nya

                                       Garut, 04 Oktober 2020

Mawar Kembar

Mawar kembar itu buah hatiku
Belahan jiwa dan darah dagingku
Penuh pesona dan keindahan
Kehadiranya memberi warna
Karunia dari Sang Pencipta 
Yang akan slalu kujaga

                                   Garut, 04 Oktober 2020


Sang Penuntun

Tak elok kau marah padanya
Pada mereka yang belum bisa
Kodrat alam tak bisa kau rubah
Mereka itu unik, juga tak sama
Cepat...lambat...itu soal waktu
Jangan siram dengan air yang sama

Ajaklah bermain biar mereka senang
Jangan kaku apalagi diktator
Masuklah ke dunianya
Sambil kau ajarkan nilai mulia

Yang baru belum tentu baik
Sesuaikan dengan keadaan
Jangan lupakan kebudayaan
Kodrat zaman tak bisa dielak
Maka...tuntunlah mereka
Melihat Cakrawala Dunia

Baik...buruk...sudah ada padanya
Ukirlah diatas kebaikannya
Agar tak nampak keburukan
Budi pekerti harus diutamakan
Tuntunlah dengan kasih sayang
 
Beri teladan!
Nyalakan semangat juang
Kenalkan dengan Tuhan dan alam
Bekali dengan pengetahuan
Niscaya tercapai kebahagiaan dan keselamatan

Sang penuntun...
Engkaulah yang ditugaskan
Menjaga persemaian
Benih-benih masa depan
Cikal bakal sebuah peradaban dan kebudayaan

Jangan pernah lelah!
Jangan menyerah!
Sejatinya...kita sama-sama, menuju kebahagian dan keselamatan

                                                        Garut, 23 Oktober 2020

Sang Guru


Wahai, sang guru
Tingkah dan ucapmu akan menjadi teladan
Kehadiranmu menjadi semangat
Kasih sayang mu menjadi kekuatan
Bagi sang penerus generasi

Wahai, sang guru

Lihatlah! sosok kecil yang belum berdosa
Wajah riang penuh canda tawa
Bebaskanlah, lepaskanlah
Jangan sampai kau gores luka di hatinya
Tanamkan cinta kasih dan budi pekerti
Pada merekalah, kita menaruh asa

Wahai, sang guru

Jangan biarkan mereka tergilas roda zaman
Maka, ajarkanlah keterampilan, berikanlah pengetahuan
Jangan biarkan mereka terbawa arus kebudayaan
Yang bertentangan dengan adat ketimuran
Maka, dekatkanlah mereka dengan TUHAN

Wahai, sang guru

Berat memang berat, sulit memang sulit
Sendiri itu tak mungkin
Bangunlah kebersamaan, gerakkanlah nurani
Jalin silaturahmi, jangan berdiam diri
Niscaya TUHAN merestui

Wahai, sang guru

Asa kita sama, nama saja yang berbeda
Tujuan kita sama, peran saja yang berbeda
Mari bersama, mencapai bahagia

                                                                     Garut, 15 November 2020


Link Video untuk puisi "Sang Guru" dapat dilihat di sini: https://www.youtube.com/watch?v=0kTlI5b1TCc

Secarik Kertas Pembawa Luka

Waktu itu selalu kutunggu
Waktu aku, masih putih abu-abu
Setiap kali dia melintas
Ingin segera kutinggalkan kelas

Senyum tulus kala kita beradu
Membuatku semakin terpaku
Lirik mata yang kau berikan
Buatku yakin ada harapan

Aku tak mau keduluan
Biar saja aku ungkapkan
Lewat sebuah tulisan
Biar dia tahu, aku padamu

Satu pekan baru kau titipkan
Secarik kertas sebagai jawaban
Aku baca di pojok sekolah
"Aku ingin fokus sekolah".

                                Garut, 8 Desember 2020      

Gerimis Malam di Kaliurang

Suatu ketika di sebuah acara

Saat kita masih remaja dan suka tebar pesona
Saat duka lebih membara dari bahagia
Saat asa masih jauh dari realita

Lalu lalang orang berjalan

Hilir mudik silih berganti
Membuat lamunanku sampai ke awan
Berharap ada pelipur hati
Yakinkan bahwa aku tak sendiri

Rintik hujan membasahi bumi

Remang malam hening dan sunyi
Aku tak sadar akan kehadiranmu
Yang selalu tersipu malu saat bertemu

Kaliurang menjadi saksi cerita

Awal kita saling nyatakan cinta
Gerimis malam menjadi ciri
Bahwa kita saling jatuh hati

Hati kita terus terpatri
Sampai akhirnya selesai skripsi
Takdir Ilahi tak bisa dihindari
Cukup kita sampai di sini

Gerimis malam di Kaliurang

Sebuah cerita untuk dikenang
Gerimis malam di Kaliurang
Bukan cerita untuk diulang!

                                    Garut, 31 Desember 2020                                                   

Lanjutkan besok lagi ya sahabat.....