Posts

Showing posts from February, 2021

2.1.a.9 Koneksi Antar Materi - Modul 2

Image
  Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi Oleh:   Bowo Hadi Kuswono A.       Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pada proses pembelajaran ini kita menekankan pada kebutuhan individu, mengapa demikian? Ya, karena kita tahu bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing. Setiap anak terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya. Maka dari itu sebagai guru kita harus memperhatikan kebutuhan belajar setiap murid yang berbeda. Namun demikian, bukan berarti kita mengajar dengan berbagai cara yang berbeda dalam suatu waktu. Melainkan kita memetakan dulu kebutuhan belajar murid minimal dari 3 aspek, yaitu: kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.   B.      

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Di Sekolah

Image
Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Di Sekolah  Judul Kegiatan: Melibatkan Murid Secara Aktif Dalam Membuat Grup Kecil Kelompok Belajar Melalui Whatsapp Grup Oleh: Bowo Hadi Kuswono, S.Pd. SDN 2 Girimukti Kecamatan Cikelet Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Garut   Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi belajar murid cenderung menurun di masa PJJ ini. Kreatifitas dan inovasi dari seorang guru sangat diperlukan untuk bisa membuat murid-murid bersemangat dalam belajarnya. Dan tentu saja, guru harus melibatkan murid secara aktif supaya tumbuh motivasi intrinsik- nya. Penumbuhan-penumbuhan karakter positif dalam pembelajaran harus tetap dilakukan, antara lain kerja sama antar murid dalam proses pembelajaran.  Tidak bertatap muka bukan berarti penghalang untuk bisa bekerja sama. Salah satu upaya yang saya lakukan untuk menumbuhkan budaya kerja sama ini adalah dengan membentuk grup kecil kelompok belajar dengan melibatkan peran aktif dari murid. Adapun

Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Image
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru Penggerak  Judul Kegiatan: Melibatkan peran aktif siswa dalam menuyusun kesepakatan kelas dan kegiatan pembelajaran di WAG Oleh: Bowo Hadi Kuswono, S.Pd. SDN 2 Girimukti Kecamatan Cikelet Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Garut Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar saat ini masih dilakukan di rumah. Salah satu kendalanya adalah bagaimana guru membangun komunikasi yang efektif dan melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Belajar dengan munggunakan HP atau tablet adalah hal baru bagi murid-murid di sekolah kami. Oleh karena itu, melibatkan mereka secara aktif dalam menyusun kesepakatan kelas dan kegiatan pembelajaran diharapkan menjadi semangat dan menjadi ajang untuk belatih memimpin serta berkesan bagi mereka. Adapun tujuan dari aksi nyata ini adalah sebagai berikut: 1.       Siswa dapat berperan aktif dalam menyusun kesepakatan kelas selama PJJ 2.       Siswa dapat memimpin pembukaan kelas secara bergantia

Tugas Modul 2.1 Membuat Diagram Frayer

Image
  Diagram frayer di atas adalah tentang pembelajaran berdiferensiasi:

Tobat Sebagai Guru Pemarah

Image
  Sumber gambar: merdeka.com Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) baru saya ikuti selama dua bulan dari total sembilan bulan yang harus ditempuh. Satu paket modul telah saya pelajari, yaitu tentang Paradigma dan Visi Guru Penggerak yang terdiri dari empat modul, yaitu: modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, modul 1.3 Visi Guru Penggerak, modul 1.4 Budaya Positif. Ada rasa malu dan bersalah pada diri sendiri, ternyata apa yang saya lakukan di kelas selama ini banyak melenceng dari apa yang dipelajari di paket modul satu Guru Penggerak ini. Ya, sering marah-marah dan memberikan hukuman kepada murid tanpa mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan   alasannya. Padahal sebagai seorang guru, seharusnya saya memahami bahwa pendidikan itu hanya suatu “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai seorang