3.1.a.8 Koneksi Antar Materi-Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dalam filosofi tersebut seorang guru harus bisa menempatkan diri baik di depan (memberi contoh), di tengah (membangun semangat), maupun di belakang (memberikan dorongan). Seorang guru sejatinya adalah orang yang pantas untuk digugu dan ditiru. Begitupun dalam hal pengambilan keputusan, keputusan yang diambil seorang guru haruslah keputusan yang tepat dan berdampak positif bagi semua pihak dan merupakan keputusan yang bertanggung jawab. Terkadang keputusan sulit diambil ketika masalah yang dihadapi merupakan dilema etika, dimana ada nilai kebenaran yang saling berlawanan. Secara umum ada empat model atau paradigma dilema etika, yaitu:
1. Individu lawan masyarakat (individual
vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice
vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara
individu/kelompok kecil yang berdiri
sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga
menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan
kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice
vs mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti
aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah
memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi,
dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi
nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu
untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung
jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi
berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok
tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah
diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat
ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di
level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas,
misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.
Setelah mengenali empat
paradigma dilema etika di atas, kita juga harus mengetahui prinsip-prinsip dalam
mengambil keputusan, Yaitu:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
Prinsip yang
diambil seseorang erat kaitannya dengan nilai-nilai yang tertanam pada dirinya.
Nilai-nilai yang tertanam akan memengaruhi pola pikir dan sudut pandang
seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Namun sebagai seorang guru, kita
harus melakukan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan supaya apa
yang kita ambil adalah keputusan yang tepat, berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Sembilan langkah tersebut
yaitu:
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang
saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi
ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah
1. Uji Legal
2. Uji
Regulasi/Standar Profesional
3. Uji Intuisi
4. Uji Halaman
Depan Koran
5. Uji
Panutan/Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma
mana yang terjadi di situasi ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs
community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice
vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang
akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada
cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah
penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul
di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.
8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita
harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk
melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali
proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi
kasus-kasus selanjutnya.
Seorang
guru (pemimpin pembelajaran) harus bisa mengambil keputusan yang berpihak pada
murid dan memerdekakan murid. Jangan sampai keputusan yang kita ambil
menggadaikan hak murid. Sebuah keputusan seorang pemimpin pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap masa depan murid-muridnya. Karena keputusan yang diambil
dan dilaksanakan akan menentukan arah kemajuan murid-muridnya dan juga kenyamanan
suasana di kelas maupun di sekolah.
Pengambilan
keputusan merupakan suatu keterampilan, jadi kita bisa berlatih dalam mengambil
sebuah keputusan terutama yang berkaitan dengan masalah dilema etika. Cara
pandang, nilai-nilai diri, visi dan misi seorang guru juga berpengaruh dalam
hal pengambilan keputusan. Dan hal yang terpenting adalah setiap pengambil
keputusan harus bisa menerima segala risiko yang mungkin terjadi dan bertanggung
jawab.
Comments
Post a Comment