Posts

2.1.a.9 Koneksi Antar Materi - Modul 2

Image
  Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi Oleh:   Bowo Hadi Kuswono A.       Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pada proses pembelajaran ini kita menekankan pada kebutuhan individu, mengapa demikian? Ya, karena kita tahu bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing. Setiap anak terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya. Maka dari itu sebagai guru kita harus memperhatikan kebutuhan belajar setiap murid yang berbeda. Namun demikian, bukan berarti kita mengajar dengan berbagai cara yang berbeda dalam suatu waktu. Melainkan kita memetakan dulu kebutuhan belajar murid minimal dari 3 aspek, yaitu: kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.   B.      

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Di Sekolah

Image
Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Di Sekolah  Judul Kegiatan: Melibatkan Murid Secara Aktif Dalam Membuat Grup Kecil Kelompok Belajar Melalui Whatsapp Grup Oleh: Bowo Hadi Kuswono, S.Pd. SDN 2 Girimukti Kecamatan Cikelet Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Garut   Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi belajar murid cenderung menurun di masa PJJ ini. Kreatifitas dan inovasi dari seorang guru sangat diperlukan untuk bisa membuat murid-murid bersemangat dalam belajarnya. Dan tentu saja, guru harus melibatkan murid secara aktif supaya tumbuh motivasi intrinsik- nya. Penumbuhan-penumbuhan karakter positif dalam pembelajaran harus tetap dilakukan, antara lain kerja sama antar murid dalam proses pembelajaran.  Tidak bertatap muka bukan berarti penghalang untuk bisa bekerja sama. Salah satu upaya yang saya lakukan untuk menumbuhkan budaya kerja sama ini adalah dengan membentuk grup kecil kelompok belajar dengan melibatkan peran aktif dari murid. Adapun

Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Image
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru Penggerak  Judul Kegiatan: Melibatkan peran aktif siswa dalam menuyusun kesepakatan kelas dan kegiatan pembelajaran di WAG Oleh: Bowo Hadi Kuswono, S.Pd. SDN 2 Girimukti Kecamatan Cikelet Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Garut Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar saat ini masih dilakukan di rumah. Salah satu kendalanya adalah bagaimana guru membangun komunikasi yang efektif dan melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Belajar dengan munggunakan HP atau tablet adalah hal baru bagi murid-murid di sekolah kami. Oleh karena itu, melibatkan mereka secara aktif dalam menyusun kesepakatan kelas dan kegiatan pembelajaran diharapkan menjadi semangat dan menjadi ajang untuk belatih memimpin serta berkesan bagi mereka. Adapun tujuan dari aksi nyata ini adalah sebagai berikut: 1.       Siswa dapat berperan aktif dalam menyusun kesepakatan kelas selama PJJ 2.       Siswa dapat memimpin pembukaan kelas secara bergantia

Tugas Modul 2.1 Membuat Diagram Frayer

Image
  Diagram frayer di atas adalah tentang pembelajaran berdiferensiasi:

Tobat Sebagai Guru Pemarah

Image
  Sumber gambar: merdeka.com Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) baru saya ikuti selama dua bulan dari total sembilan bulan yang harus ditempuh. Satu paket modul telah saya pelajari, yaitu tentang Paradigma dan Visi Guru Penggerak yang terdiri dari empat modul, yaitu: modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, modul 1.3 Visi Guru Penggerak, modul 1.4 Budaya Positif. Ada rasa malu dan bersalah pada diri sendiri, ternyata apa yang saya lakukan di kelas selama ini banyak melenceng dari apa yang dipelajari di paket modul satu Guru Penggerak ini. Ya, sering marah-marah dan memberikan hukuman kepada murid tanpa mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan   alasannya. Padahal sebagai seorang guru, seharusnya saya memahami bahwa pendidikan itu hanya suatu “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai seorang

Daftar Nama-nama Guru non PNS Calon Penerima Tunjangan Khusus 3T 2020

Daftar nama-nama guru non PNS Calon Penerima Tunjangan Khusus 3T 2020 Berdasarkan surat dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor: 1310/J5/BP/2020 tanggal 28 September 2020 perihal Pemberitahuan pengajuan nama penerima tunjangan khusus tahun 2020 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Ka./Kota.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan penetapan dan/atau pemberian tunjangan/insentif bagi guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan. Sehubungan dengan penerima tunjangan khusus yang ada wilayah Saudara dan mengacu pada Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Penyaluran Tunjangan Profesi Guru dan Tunja

Tugas Modul 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi-Pentingnya Budaya Positif-Sintesis Berbagai Materi

Image
 Tugas Modul 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi-Pentingnya Budaya Positif Sintesis Berbagai Materi Budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid, diyakini akan melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia sesuai profil pelajar pancasila. Untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah diperlukan kerja keras dan kerja sama dari semua pihak. Dibutuhkan konsistensi dan keberlanjutan dalam menjalankannya. Lalu bagaimana caranya untuk menumbuhkan dan membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid dan melibatkan semua warga sekolah? Ya, tentu saja sebagai guru penggerak, yang kita lakukan adalah sebagai berikut: Mengenali dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan itu hanya menuntun laku sang anak sesuai kodrat alam dan zamannya, guru ibarat petani yang merawat benih-benih, menumbuhkan budi pekerti, memahami keiginan dan dunia anak yaitu bermain, guru sebagai among yang senantiasa mendampingi dan mengontrol, melibatkan keluarga dan lingkun